Mahasiswi, itulah tittle`ku sekarang. Tidak lagi Ferrel yang dulu. Super free and santai. Mahasiswa selalu identic dengan kesibukan. Yah… begitulah memang adanya. Menjadi seorang mahasiswa baru memang harus banyak menyesuaikan diri. Suasana baru, ruangan baru yang super njlimet and pastinya wajah” baru juga. Benar” seperti lahir kembali. Minggu pertama kuliah, tugas kelompok sudah segunung yang menjadikanku kembali dengan tittle busy di kampus. Saat pembagian tugas kelompok kebetulan kelompokku terdiri dari dua cowok dan tiga cewek. Satu diantara ketiga cowok itu lumayan membuat mataku tercuci and interest banget. Manis, tinggi, pendiam and apa adanya ( Si sweet prince). Demi kelancaran proses pengerjaan tugas akhirnya kami semua saling tuker no hp. And ternyata nama dia Reffi(si sweet prince).
Beberapa minggu berlanjut aku sering melihat dia di kampus and kebetulan jam kuliah banyak kesamaan sama aku. So, tak menutup kemungkinan aku sering curi” pandang dengannya.karena disamping itu aku juga sering BBM`an sama dia tentang tugas. Lama” aku merasa menjadi pengagum rahasianya. Sifatnya yang emang lumayan cuek membuat aku semakin merasa penasaran. Ingin rasanya aku menatap matanya lebih dekat and sesekali dia memanggil namaku. Pada saat jam akhir kuliah ada yang memanggilku. Seperti tak asing bagiku.
“Rel……….”
Setelah ku tengok ternyata si sweet prince`ku. Jantungku berdetak tak karuan. Darah serasa meluncur dengan cepat dari ubun” ke ujung kaki. Sungguh hal yang tak terduga akhirnya harapanku terjawab sudah.
“iya ada apa ffi?” jawabku sambil sedikit menggigit lidahku sendiri karena grogi.
“ini rel aku g sempet fotocopi tugas. Dari pada kusut aku bawa mending kamu aja yang bawa.”
“oh iya g apa” ffi?”
Serasa hamper lumpuh semua tulang”ku saat menerima sodorn tugas dari tangannya itu.
“mimpi apa aku semalam bias lihat dia dengan dekat and mendengar suaranya.”gumamku dalam hati. Aku sangat berharap ini bukan yang terakhir.
Dua minggu berlalu dengan suasana yang datar” saja. Karena aku selalu di sibukkan dengan tugas. Jadi g bisa selalu update tentang dia lagi. Yahh… sedikit galau dengan itu. Ketemu dia hanya pada saat ada jam kuliah yang kebetulan bersamaan. Itupun Cuma sekadar lihat dia. Sampai dirumah aku jad kepikiran tentang dia. Sebenarnya apa yang sedang ada di otakku ini. Setelah hari”ku di sibukkan dengan tugas” aku selalu menghabiskan waktu ditaman belakang kampus tepatnya di bawah pohon sakura. Yang memang tak banyak mahasiswa yang nimbrung disitu kecuali hanya lewat saja. Dengan di temani oleh lepi kesayanganku, aku mlai menulis bait” puisi. Sembari untuk menghilangkan penat juga untuk menyalurkan isi hatiku yang sudah sekian lamanya meronta-ronta g jelas. Semenjak itu aku juga sering menyendiri entah kenapa. Atau memang Karena aku telah menemukan tempat yang nyaman. Atau bahkan mungkin gara” si sweet prince yang selalu mampir di otakku.Entahlah….!!!! yang jelas aku jadi tak mngenal diriku sekarang. Di otakku selalu memikirkannya. Berkhayal atas sesuatu yang tak mungkin terjadi. Tapi rasa itu segera ku tepis. Aku g mau kuliahku buyar Cuma gara” sesuatu yang GJ alias g jelas.
Keesokan harinya seperti biasa aku mampir dulu ketempat yang bisa di bilang my private place itu. Disana aku menemukan secarik kertas berwarna abu” tertimbun guguran bunga sakura dengan rapi. Dengan rasa penasaran ku ambil and ku baca tulisan yang ada dalam kertas misterius itu.
“princess`ku jangan patah semangat yah…..terus berjuang. Aku selalu ada meskipun kamu g tahu aku.”
Dag dig dug….serrrrr……setelah aku membaca surat itu. Tengok kanan tengok kiri seperti orang mencari alamat, namun tak ada seorang pun yang stand up di sekitar taman ini kecuali aku. Satu hari berlalu dengan di penuhi rasa penasaran tentang secarik kertas misterius itu. Keesokan harinya dengan hal yang sama pula, kertas abu” itu kembali bersembunyi diantara lembaran bunga sakura yang berguguran. Ku ambil and ku baca.
“princess,,, tetap semangat yah… aku selalu ada buat kamu disini.”
Semakin penasaran aku di buatnya.
Seminggu berlalu dengan hal yang sama setiap harinya. Sampai” di laciku penuh dengan surat dari si misterius itu. Akhirnya karena di tekan oleh rasa penasaran yang lumayan meletup-letup. Setelah itu aku memberanikan diri untuk membalas surat itu and ku selipkan diantara guguran sakura. Tiga hari belum juga ada balasan. Ku lihat kertas itu masih tetap tertata rapi di antara tumpukan bunga itu. Semakin penasaran akhirnya aku memutuskan untuk datang ke taman tepatnya di bawah pohon sakura itu. Aku memanggil-manggil dia seperti orang gila aja aku di bawah pohon teriak”. Tak lama kemudian ada seorang cewek yang datang menghampiri tempatku stand up. Dengan tiba” dia menarik tanganku menuju taman di samping pohon sakura itu. Dengan rasa ragu, bingung, takut dan bertanya-tanya aku mengikuti kemana arah tanganku di tarik oleh cewek ini.
“kamu siapa sih, pakek narik” tangan orang sembarangan. Kenal aja g??????.”tanyaku sedikit judes.
“aku Ayudia, kamu ferrel kan?”
“Wihhh dari mana cewek ini bisa tau namaku?.”tanyaku dalam hati.
“iya benar. Sebenarnya kamu siapa sih kok tahu aku banyak hal and tiba” narik tanganku sampai kesini.”
“aku mahasiswi semester 5.masalah tahu kamu dari mana g penting lah.aku mau ngasih tahu kamu sesuatu tentang surat itu.”
“oh maaf mbak. Aku sudah g sopan sama mbak.memangnya ada apa mbak? Seperti ada sesuatu yang sangat besar.”
“begini sebenarnya, aku adalah seorang indigo. Aku tahu kamu semenjak kamu baru masuk kampus ini and aku juga tahu kisah apa yang terjadi di balik pohon and surat yang selalu kamu temukan itu.”
“wauu….amazing, aku berhadapan dengan orang indigo.kerennnn……”gumamku dalam hati.
Kemudian segera aku desak mbak ayudia untuk segera bercerita tentang sebenarnya yang sudah terjadi.aku semakin penasaran di buatnya.
“begini sebenarnya, orang yang setiap hari mengirimi kamu surat itu sudah tidak ada.”
“hahhh… maksudnya?”
Aku semakin seperti orang yang bodoh di buatnya.
“yang mengirim surat itu adalah Reffi. Tapi dia sudah tidak ada. Dia meninggal lima bulan yang lalu.”
“OMG….jadi yang kemarin satu kelompok sama aku, ngobrol sama aku?siapa? gimana bisa?” seribu pertanyaan muncul dalam otakku…
“dia adalah Reffi, tepatnya adalah arwah Reffi. Sebenarnya dia sudah meninggal lima bulan yang lalu. Dia meninggal cukup tragis. Dia di hianati oleh kekasihnya. Kemudian dia merasa sangat terpukul. Dan akhirnya dia termenung di bawah pohon sakura itu dan entah setan apa yang telah memperdaya pikirannya sehinngga ia nekad mengakhiri hidupnya sendiri. Dan dia pernah berkata bahwa siapapun gadis yang menghabiskan waktunya di bawah pohon sakura ini, maka dia akan selalu mengikuti kemanapun gadis itu pergi. Tapi dia tak pernah punya niat untuk mencelakai gadis tersebut. Dia hanya ingin mencari teman saat dia sendiri. Dan gadis itu adalah kamu.
Kembali aku seperti orang bodoh dengan penjelasan itu.
“Astaga berarti aku kemarin itu ngobrol sama orang yang udah meninggal. Nasib apa yang sedang menimpaku ini.” Gumamku dalam hati.
“Tapi tenang saja aku akan bantu kamu untuk keluar dari semua ini.” Bujuk mbak ayu.
“Gimana caranya?” tanyaku sedikit memaksa.
“Sekarang kamu duduk di bawah pohon itu dan panggil namanya, nanti jika dia sudah datang, aku akan menemuimu dan meminta dia untuk berhenti mengganggumu.”
“Gila,gila,gila…kenapa aku harus di hadapkan sama hal yang kayak gini sih,,”
Dengan penuh rasa takut aku beranikan diri untuk mengikuti saran dari mbak Ayudia. Sesampainya di bawah pohon itu aku memanggil namanya dengan nada yang lumayan gemeteran, keringat dingin mengucur.
“Fi….reffi….reffi……”
Tak lama kemudian mbak ayu datang dengan mimic muka yang sedikit tersenyum.
“Pasti si effi udah ada didepanku.” Tanyaku dalam hai yang membuatku semakin gemeteran. Sampai” aku seperti lumpuh mendadak.
“Reffi,,,aku tahu kamu cowok yang baik. Kamu disini cari teman kan? Tapi bukan dia Fi. Reffi kamu udah cukup lama berada disini. Sekarang saatnya kamu pulang.” Pinta mbak ayudia.
Mbak Ayu terdiam sejenak mngkin si Reffi sedang berbicara kali ya…….
Aku hanya terdiam bak patung di toko” yang menanti sang pembeli. Aku menyaksikan sesuatu yang tak bisa ku lihat.
“Baiklah kalau begitu.”
Spontan aku terkejut dengan jawaban mbak ayu. Apa yang sedang di minta oleh Reffi. Tiba” mbak Ayu memegang tangan kananku. Awalnya aku gak mau tapi setelah ku piker lagi mungkin ini ada hubungannya sama Reffi. Tapi seribu pertanyaan yang sempat mampir dalam otakku.
“Reffi ingin menjabat tanganmu Rel. Tenang gak usah takut.”pinta mbak ayu.
Saking gemeternya tanganku sampai mau copot. Gimana nggak…aku berjabat tangan dengan makhluk halus.
“Seerrrrrrrr………….”
Tanganku serasa di tiup angina yang lembut. Dan kulihat mbak Ayu menampilkan senyum kecil. Kemudian mbak Ayu bercerita kepadaku bahwa Reffi tidak akan mengganggu aku lagi. Tapi ia memintaku supaya aku selalu menjaga tempat ini. Tetap selalu mengunjungi tempat ini. Dan sekarang Reffi udah pergi untuk selamanya. Merinding rasanya mendengar cerita ini. Tapi segera ku tepis pikiran” aneh dalam otakku. Mengingat bahwa Reffi tidak punya niat jahat sama aku. Dan dulu sebelum aku tahu bahwa kejadan sebenarnya seperti ini, aku juga sempet kagum degan wajahnya yang bersinar itu. Akhirnya aku bertekad untuk menjalani semua itu. Dan tak lupa aku juga berterima kasih kepada mbak Ayu yang sudah membantuku.
“iya ada apa ffi?” jawabku sambil sedikit menggigit lidahku sendiri karena grogi.
“ini rel aku g sempet fotocopi tugas. Dari pada kusut aku bawa mending kamu aja yang bawa.”
“oh iya g apa” ffi?”
Serasa hamper lumpuh semua tulang”ku saat menerima sodorn tugas dari tangannya itu.
“mimpi apa aku semalam bias lihat dia dengan dekat and mendengar suaranya.”gumamku dalam hati. Aku sangat berharap ini bukan yang terakhir.
Dua minggu berlalu dengan suasana yang datar” saja. Karena aku selalu di sibukkan dengan tugas. Jadi g bisa selalu update tentang dia lagi. Yahh… sedikit galau dengan itu. Ketemu dia hanya pada saat ada jam kuliah yang kebetulan bersamaan. Itupun Cuma sekadar lihat dia. Sampai dirumah aku jad kepikiran tentang dia. Sebenarnya apa yang sedang ada di otakku ini. Setelah hari”ku di sibukkan dengan tugas” aku selalu menghabiskan waktu ditaman belakang kampus tepatnya di bawah pohon sakura. Yang memang tak banyak mahasiswa yang nimbrung disitu kecuali hanya lewat saja. Dengan di temani oleh lepi kesayanganku, aku mlai menulis bait” puisi. Sembari untuk menghilangkan penat juga untuk menyalurkan isi hatiku yang sudah sekian lamanya meronta-ronta g jelas. Semenjak itu aku juga sering menyendiri entah kenapa. Atau memang Karena aku telah menemukan tempat yang nyaman. Atau bahkan mungkin gara” si sweet prince yang selalu mampir di otakku.Entahlah….!!!! yang jelas aku jadi tak mngenal diriku sekarang. Di otakku selalu memikirkannya. Berkhayal atas sesuatu yang tak mungkin terjadi. Tapi rasa itu segera ku tepis. Aku g mau kuliahku buyar Cuma gara” sesuatu yang GJ alias g jelas.
Keesokan harinya seperti biasa aku mampir dulu ketempat yang bisa di bilang my private place itu. Disana aku menemukan secarik kertas berwarna abu” tertimbun guguran bunga sakura dengan rapi. Dengan rasa penasaran ku ambil and ku baca tulisan yang ada dalam kertas misterius itu.
“princess`ku jangan patah semangat yah…..terus berjuang. Aku selalu ada meskipun kamu g tahu aku.”
Dag dig dug….serrrrr……setelah aku membaca surat itu. Tengok kanan tengok kiri seperti orang mencari alamat, namun tak ada seorang pun yang stand up di sekitar taman ini kecuali aku. Satu hari berlalu dengan di penuhi rasa penasaran tentang secarik kertas misterius itu. Keesokan harinya dengan hal yang sama pula, kertas abu” itu kembali bersembunyi diantara lembaran bunga sakura yang berguguran. Ku ambil and ku baca.
“princess,,, tetap semangat yah… aku selalu ada buat kamu disini.”
Semakin penasaran aku di buatnya.
Seminggu berlalu dengan hal yang sama setiap harinya. Sampai” di laciku penuh dengan surat dari si misterius itu. Akhirnya karena di tekan oleh rasa penasaran yang lumayan meletup-letup. Setelah itu aku memberanikan diri untuk membalas surat itu and ku selipkan diantara guguran sakura. Tiga hari belum juga ada balasan. Ku lihat kertas itu masih tetap tertata rapi di antara tumpukan bunga itu. Semakin penasaran akhirnya aku memutuskan untuk datang ke taman tepatnya di bawah pohon sakura itu. Aku memanggil-manggil dia seperti orang gila aja aku di bawah pohon teriak”. Tak lama kemudian ada seorang cewek yang datang menghampiri tempatku stand up. Dengan tiba” dia menarik tanganku menuju taman di samping pohon sakura itu. Dengan rasa ragu, bingung, takut dan bertanya-tanya aku mengikuti kemana arah tanganku di tarik oleh cewek ini.
“kamu siapa sih, pakek narik” tangan orang sembarangan. Kenal aja g??????.”tanyaku sedikit judes.
“aku Ayudia, kamu ferrel kan?”
“Wihhh dari mana cewek ini bisa tau namaku?.”tanyaku dalam hati.
“iya benar. Sebenarnya kamu siapa sih kok tahu aku banyak hal and tiba” narik tanganku sampai kesini.”
“aku mahasiswi semester 5.masalah tahu kamu dari mana g penting lah.aku mau ngasih tahu kamu sesuatu tentang surat itu.”
“oh maaf mbak. Aku sudah g sopan sama mbak.memangnya ada apa mbak? Seperti ada sesuatu yang sangat besar.”
“begini sebenarnya, aku adalah seorang indigo. Aku tahu kamu semenjak kamu baru masuk kampus ini and aku juga tahu kisah apa yang terjadi di balik pohon and surat yang selalu kamu temukan itu.”
“wauu….amazing, aku berhadapan dengan orang indigo.kerennnn……”gumamku dalam hati.
Kemudian segera aku desak mbak ayudia untuk segera bercerita tentang sebenarnya yang sudah terjadi.aku semakin penasaran di buatnya.
“begini sebenarnya, orang yang setiap hari mengirimi kamu surat itu sudah tidak ada.”
“hahhh… maksudnya?”
Aku semakin seperti orang yang bodoh di buatnya.
“yang mengirim surat itu adalah Reffi. Tapi dia sudah tidak ada. Dia meninggal lima bulan yang lalu.”
“OMG….jadi yang kemarin satu kelompok sama aku, ngobrol sama aku?siapa? gimana bisa?” seribu pertanyaan muncul dalam otakku…
“dia adalah Reffi, tepatnya adalah arwah Reffi. Sebenarnya dia sudah meninggal lima bulan yang lalu. Dia meninggal cukup tragis. Dia di hianati oleh kekasihnya. Kemudian dia merasa sangat terpukul. Dan akhirnya dia termenung di bawah pohon sakura itu dan entah setan apa yang telah memperdaya pikirannya sehinngga ia nekad mengakhiri hidupnya sendiri. Dan dia pernah berkata bahwa siapapun gadis yang menghabiskan waktunya di bawah pohon sakura ini, maka dia akan selalu mengikuti kemanapun gadis itu pergi. Tapi dia tak pernah punya niat untuk mencelakai gadis tersebut. Dia hanya ingin mencari teman saat dia sendiri. Dan gadis itu adalah kamu.
Kembali aku seperti orang bodoh dengan penjelasan itu.
“Astaga berarti aku kemarin itu ngobrol sama orang yang udah meninggal. Nasib apa yang sedang menimpaku ini.” Gumamku dalam hati.
“Tapi tenang saja aku akan bantu kamu untuk keluar dari semua ini.” Bujuk mbak ayu.
“Gimana caranya?” tanyaku sedikit memaksa.
“Sekarang kamu duduk di bawah pohon itu dan panggil namanya, nanti jika dia sudah datang, aku akan menemuimu dan meminta dia untuk berhenti mengganggumu.”
“Gila,gila,gila…kenapa aku harus di hadapkan sama hal yang kayak gini sih,,”
Dengan penuh rasa takut aku beranikan diri untuk mengikuti saran dari mbak Ayudia. Sesampainya di bawah pohon itu aku memanggil namanya dengan nada yang lumayan gemeteran, keringat dingin mengucur.
“Fi….reffi….reffi……”
Tak lama kemudian mbak ayu datang dengan mimic muka yang sedikit tersenyum.
“Pasti si effi udah ada didepanku.” Tanyaku dalam hai yang membuatku semakin gemeteran. Sampai” aku seperti lumpuh mendadak.
“Reffi,,,aku tahu kamu cowok yang baik. Kamu disini cari teman kan? Tapi bukan dia Fi. Reffi kamu udah cukup lama berada disini. Sekarang saatnya kamu pulang.” Pinta mbak ayudia.
Mbak Ayu terdiam sejenak mngkin si Reffi sedang berbicara kali ya…….
Aku hanya terdiam bak patung di toko” yang menanti sang pembeli. Aku menyaksikan sesuatu yang tak bisa ku lihat.
“Baiklah kalau begitu.”
Spontan aku terkejut dengan jawaban mbak ayu. Apa yang sedang di minta oleh Reffi. Tiba” mbak Ayu memegang tangan kananku. Awalnya aku gak mau tapi setelah ku piker lagi mungkin ini ada hubungannya sama Reffi. Tapi seribu pertanyaan yang sempat mampir dalam otakku.
“Reffi ingin menjabat tanganmu Rel. Tenang gak usah takut.”pinta mbak ayu.
Saking gemeternya tanganku sampai mau copot. Gimana nggak…aku berjabat tangan dengan makhluk halus.
“Seerrrrrrrr………….”
Tanganku serasa di tiup angina yang lembut. Dan kulihat mbak Ayu menampilkan senyum kecil. Kemudian mbak Ayu bercerita kepadaku bahwa Reffi tidak akan mengganggu aku lagi. Tapi ia memintaku supaya aku selalu menjaga tempat ini. Tetap selalu mengunjungi tempat ini. Dan sekarang Reffi udah pergi untuk selamanya. Merinding rasanya mendengar cerita ini. Tapi segera ku tepis pikiran” aneh dalam otakku. Mengingat bahwa Reffi tidak punya niat jahat sama aku. Dan dulu sebelum aku tahu bahwa kejadan sebenarnya seperti ini, aku juga sempet kagum degan wajahnya yang bersinar itu. Akhirnya aku bertekad untuk menjalani semua itu. Dan tak lupa aku juga berterima kasih kepada mbak Ayu yang sudah membantuku.
Seminggu berlalu tapi aku masih terpikirkan akan kejadian konyol ini. Serasa terpatri dalam otakku. Namun aku berusaha untuk menghilangkan itu semua. Hari senin pagi aku ada jam kuliah. Masih semangat”nya kuliah lagi” aku di buat tercengang oleh sosok cowok yang wajahnya mirip Reffi. Gila seperti foto copian aja. Tapi yang ini emang bener. Soalnya pada waktu dosen mengabsen and memanggil namanya dia bener” ada. And aku berhasil mendengar namanya di panggil “Aldo”. And sepertinya aku mengaguminya.
0 komentar:
Post a Comment